17 Agustus, 2006

Membangun cinta yang berkualitas

Membina hubungan yang harmonis dan berkesinambungan adalah impian semua orang. Tapi alangkah baiknya jika tidak sekedar sampai di situ. Membuat suatu komitmen dan menciptakan hubungan cinta makin berarti dan bermakna serta berorientasi ke masa depan juga tidak kalah pentingnya. Yaitu dengan menyusun perencanaan masa depan cinta bersama yang jelas dan terarah. Sehingga akan menghasilkan cinta yang benar-benar berkualitas dan mampu menghadapi segala tantangan yang datang silih berganti.

Semua orang pasti membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain apalagi dari kekasihnya, dan sudah suatu yang alamiah. Memang cinta tidak jauh dari perasaan senang dan gembira, namun sebaiknya jangan hanya mencari kesenangan sesaat saja, melainkan dengan adanya dapat menghasilkan suatu karya dan prestasi gemilang, yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain.

Dengan semangat membangun cinta yang berkualitas diharapkan etos kerja semakin lebih baik dan maju, menambah kedewasaan berpikir, skill dan tidak hanya terbuai dengan keindahan asmara belaka.Tidak sekedar saling menuntut kesempurnaan di antara dua sejoli yang sedang dilanda bandai asmara, saling menghargai dan menerima kekurangan masing-masing dan terus memperbaiki kekurangan tersebut adalah jauh lebih utama.

Isi harapan demi harapan bersama dengan perencanaan yang matang dan terukur sehingga di kemudian hari bukanlah harapan hampa yang didapat melainkan sebuah kenyataannya yang telah dimimpikan sebelumnya.

15 Agustus, 2006

Benci atau benar-benar cinta?

Benci atau benar-benar cintakah kita? Dua hal saling berlawanan tapi kadang sulit dibedakan. Salah satu realita hidup yang ada di sekitar kita ini sering menipu perasaan atau dugaan kita terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kedua kata atau istilah tersebut memiliki bobot yang sama dalam hal mengingat seseorang. Dengan cinta kita mudah mengingat orang yang kita cintai, sebaliknya dengan benci kita sulit melupakan orang yang paling kita benci. Malah yang awalnya dibenci bisa dicintai, dan yang dicintai bisa dibenci.

Kita membenci orang lain biasanya disebabkan beberapa hal, seperti orang itu membuat kita selalu kesal, marah, atau prilakunya yang menjengkelkan. Ingin sekali dia pergi jauh-jauh dari hadapan kita. Namun setelah dia tidak ada, tiba-tiba kita merasa kesepian dan hampa, karena hari-hari yang biasanya ramai menjadi sepi. Kebencian kita padanya telah membuat kita terus teringat padanya. Meskipun kita membecinya, tapi kita sangat merindukannya, merindukan kekonyolan dan kenakalannya pada kita. Lama-lama kita jadi membutuhkan dia dan memungkinkan kita bisa jatuh hati kepadanya. Apalagi kalau kita dapat menemukan kecocokannya dengannya, sudah tentu bakal timbul perasaan sayang pada dirinya.

Mencitai seseorang bukanlah suatu yang asing lagi bagi kita, mengingat dan memujinya tiada henti adalah pekerjaan orang yang sedang jatuh hati pada kekasihnya. Namun keindahan itu bisa sirna jika ada pelanggaran komitmen cinta di antara kedua sejoli yang sedang memadu kasih tersebut, terutama hal yang paling dibenci kedua belah pihak. Penghianatan atau perselingkuhan bisa membuat pupus harapan cinta yang telah dibangun sebelumnya. Hubungan mesra yang terjalin kian lama menipis menjadi cikal bakal awal dari sebuah kebencian. Yang pada akhirnya dari cinta menjadi benci.