25 November, 2006

Pemerkosaan Atas Nama Cinta

"Demi kamu apapun akan kulakukan " suatu ekspresi manis dan meyakinkan dari orang yang sedang dilanda api asmara. Berbagai cara dilakukan untuk membuktikan kesungguhan cinta dan kasih sayangnya kepada sang kekasih. Ada berlutut, menangis, dan berteriak sambil memohon-mohon bahkan bersumpahpun tidak sedikit yang melakukannya. Semua itu tidak lain hanya ingin mempertahankan hubungan cintanya dengan kekasihnya.

Wajar saja, selama tujuannya menguntungkan kedua belah pihak. Indahnya kata-kata seringkali menipu penalaran kita, jika tidak hati-hati dan cerdas menyikapinya kita bisa terjebak dalam kata manis tersebut. Sehingga kita mau melakukan apapun demi memenuhi keinginan orang yang merayu kita.

Emosi dan perasaan adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi prilaku hubungan asmara wanita. Karena terlalu mengutamakan perasaannyalah akhirnya wanita bisa jatuh ke pangkuan pria. Tentu tidak semudah membalik telapak tangan, perlu upaya yang serius untuk mendapatkannya bagi si pria. Yah, salah satu di antaranya dengan kata-kata manis tersebut di atas. Jika pria sudah memperoleh kepercayaan dari wanita , dan wanita itu sendiri bergantung sepenuhnya pada pria tersebut, bisa saja wanita itu dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan si pria. Termasuk jika harus menyerahkan harga dirinya pun yang paling berharga.

Sulit bagi wanita untuk menolak keinginan pria tersebut, jika ia sudah percaya, yakin dan merasa bahwa pria tersebut adalah segalanya baginya. Manisnya kata cinta yang dibiuskan sang pria membuat ia tak berdaya, sehingga demi orang yang paling dicintai ia rela mengorbankan harga dirinya yang paling berharga sekalipun. Inilah disebut Pemerkosaan Atas Nama Cinta. Tentu ini tidak berlaku bagi mereka sudah menikah.

Sebaiknya sebagai orang timur yang memiliki adat dan budaya sendiri, tidak harus meniru seluruhnya budaya luar masuk ke bangsa kita. Hubungan cinta pranikah yang baik adalah hubungan yang dipersiapkan dengan matang dan penuh perhitungan. Jadi semata-mata bukan mencari kesenangan belaka. Bagi yang memiliki pemahaman dan pengamalan dasar agama yang kuat besar kemungkinan bisa menjaga diri dari "Pemerkosaan Atas Nama Cinta".

13 November, 2006

Berkorban Demi Cinta

Berani bercinta harus berkorban! Suatu ungkapan yang tak asing lagi untuk kita dengar. Bahkan cinta tanpa pengorbanan bisa dikatakan bukanlah cinta sebenarnya, atau dengan kata lain adalah cinta palsu. Adapun yang melatarbelakangi suatu pengorbanan cinta, yaitu rasa tulus dan motivasi tersebunyi. Pengorbanan cinta yang lahir dari ketulusan dan keikhlasan hati, tidak akan sama dengan pengorbanan cinta yang berangkat dari motivasi tersembunyi. Motivasi tersembunyi ini bisa berupa kepentingan-kepentingan terselubung dari pihak yang berkorban cinta, demi mencapai tujuannya.

Pengorbanan cinta yang tulus kemungkinan besar akan menjauhkan hati dari kekecewaan jika di kemudian hari tujuan cintanya tak bisa tercapai, karena pengorbanannya murni tanpa pamrih meskipun dirinya harus diterpa sejumlah penderitaan. Hanya kebahagian sang primadonalah yang diharapkannya. Sedangkan bagi yang tak tulus, buah kecewa dan kesallah yang menyelimuti hatinya, jika tak mampu mengendalikannya bisa mengarah ke demdam asmara alias tidak rela ia menjadi milik orang lain, bahkan dia sendiri akan selalu menderita jika yang primadonakannya itu hidup bahagia bersama orang lain.

Oleh karena itu belajar dari kasus tersebut di atas, berpikir bijak dan tepat dalam menentukan suatu sikap untuk nenentukan pilihan teman hidup merupakan cara yang paling baik. Cinta yang dimulai bukan dari ketulusan akan menghasilkan kebahagian cinta yang semu, tidak sama dengan cinta yang murni dari lubuk hati yang paling dalam.
Akhirnya coba kita periksa kembali, apakah pengorbanan cinta kita benar-benar tulus atau hanya main-main saja?