
Wajar saja, selama tujuannya menguntungkan kedua belah pihak. Indahnya kata-kata seringkali menipu penalaran kita, jika tidak hati-hati dan cerdas menyikapinya kita bisa terjebak dalam kata manis tersebut. Sehingga kita mau melakukan apapun demi memenuhi keinginan orang yang merayu kita.
Emosi dan perasaan adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi prilaku hubungan asmara wanita. Karena terlalu mengutamakan perasaannyalah akhirnya wanita bisa jatuh ke pangkuan pria. Tentu tidak semudah membalik telapak tangan, perlu upaya yang serius untuk mendapatkannya bagi si pria. Yah, salah satu di antaranya dengan kata-kata manis tersebut di atas. Jika pria sudah memperoleh kepercayaan dari wanita , dan wanita itu sendiri bergantung sepenuhnya pada pria tersebut, bisa saja wanita itu dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan si pria. Termasuk jika harus menyerahkan harga dirinya pun yang paling berharga.
Sulit bagi wanita untuk menolak keinginan pria tersebut, jika ia sudah percaya, yakin dan merasa bahwa pria tersebut adalah segalanya baginya. Manisnya kata cinta yang dibiuskan sang pria membuat ia tak berdaya, sehingga demi orang yang paling dicintai ia rela mengorbankan harga dirinya yang paling berharga sekalipun. Inilah disebut Pemerkosaan Atas Nama Cinta. Tentu ini tidak berlaku bagi mereka sudah menikah.
Sebaiknya sebagai orang timur yang memiliki adat dan budaya sendiri, tidak harus meniru seluruhnya budaya luar masuk ke bangsa kita. Hubungan cinta pranikah yang baik adalah hubungan yang dipersiapkan dengan matang dan penuh perhitungan. Jadi semata-mata bukan mencari kesenangan belaka. Bagi yang memiliki pemahaman dan pengamalan dasar agama yang kuat besar kemungkinan bisa menjaga diri dari "Pemerkosaan Atas Nama Cinta".